MENEGAKKAN BENANG BASAH

Saat saya menuliskan judul tersebut, saya yakin anda akan langsung teringat dengan sebuah peribahasa yang sering kita dengar mungkin sejak anda sekalian masih duduk di sekolah dasar. Menanyakan arti dari peribahasa tersebut kepada anda sama dengan betapa konyolnya mengapa saya bertanya hal yang demikian kepada anda sekalian. Perbuatan yang sia-sia, itulah arti dari peribahasa tersebut dan arti dari mengapa saya bertanya hal itu.
Sadarkah kita, bahwa sejak kita masuk ke dalam lingkungan pendidikan, sebenarnya kita digiring dalam zona keterbatasan, jauh dari kebebasan. Saya tidak memungkiri, saya pun produk dari pendidikan dan telah menikmati hasilnya. Namun di sisi lain, terkadang kita merasa tertekan dengan rutinitas bukan?. Bahkan hingga Bob Sadino menyatakan “Kalau mau sukses, jangan sekolah”. Bukan mengharamkan sekolah, namun sekolah lebih menuntun kita untuk bersifat “ke-kiri-an”, selalu memandang sesuatu dengan logika yang sering tidak terbantahkan. Kita “dipaksa” untuk menerima semua pernyataan dengan akademis dan matematis yang dirumuskan dan diputuskan oleh otak kiri, meskipun kita melakukan sesuatu dengan tangan kanan. Bahkan ketika kita diminta menggambar, hal yang pertama kali terlintas adalah pemandangan dua gunung dengan sawah menghampar dan burung terbang disisi matahari. Mengapa bisa demikian? Karena saat kita duduk di bangku taman kanak-kanak, ketika pelajaran menggambar guru memberi contoh gambar tersebut di papan tulis dengan menggunakan tangan kanan. Ibarat komputer, masa kita di dunia akademis sejak kanak-kanak adalah sebuah hard disk baru yang menyimpan memori apapun tanpa membutuhkan konfirmasi. Imbasnya, hal-hal positif diluar kebiasaan (baca: logis) dianggap aneh dan menyimpang. Ketika ada murid  melakukan aktivitas dengan tangan kiri (baca: kidal) dianggap aneh, tidak sesuai dengan kebiasaan dan dipaksa untuk berubah.
Adakah diantara anda sekalian yang dapat menulis dengan tangan kiri sebagus tangan kanan? Atau pernahkan kita berfikir kenapa musikus lebih kaya dari karyawan bergaji? Bahwa kebanyakan pengusaha sukses bukanlah orang yang sukses pula di dunia pendidikan? Dan menegakkan benang basah sebenarnya bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Kita harus ingat, sebuah mata uang memiliki dua sisi, dan otak kita juga terdiri dari sisi kanan dan kiri. Perkara bahwa selama ini sebagian besar kita dipaksa untuk hanya menggunakan otak kiri dan menaksir nilai uang dari satu sisi saja, itulah yang menyebabkan perbedaan mencolok. Akhirnya, otak kanan lebih mahal dari otak kiri.
Kita jarang menggunakan otak kanan padahal disana tersimpan berjuta kreasi yang akan memberi hasil jauh lebih besar dari otak kiri. Tidak aneh jika musikus lebih sukses, pengusaha lebih kaya dan perajin lebih sejahtera dari mengajar. Karena mereka mengabaikan segala pernyataan otak kiri dan mengoptimalkan kerja otak kanan. Mereka tidak banyak berbicara mengenai hal-hal logis dengan matematis secara akademis. Jika Bob Sadino terlalu banyak berfikir dan melakukan analisa mungkin dia tidak akan dikenal sukses seperti sekarang. Otak kanan tidak banyak bersinggungan dengan emosi, justru ketika kita relax dan melakukan aktivitas dengan refreshing sesungguhnya kita mengoptimalkan daya kerja otak kanan. Bayangkan betapa mahalnya otak kanan kita, jika kita tahu bagaimana cara menggunakannya dengan bijak Saya tidak meminta anda untuk nekat mengabaikan logika guna berkreasi, mungkin anda belum siap. Namun bagaimana jika kita sedikit berusaha menyeimbangkan kerja otak kita, tidak hanya mengandalkan memori dan logika saja, namun juga mengotimalkan kinerja otak kanan. Jika di sela-sela rutinitas, anda masih bisa menyempatkan waktu mengasah otak kanan meskipun hanya bersenandung dengan gitar, anda akan merasakan sensasi lain. Terlalu banyak menggunakan otak kiri membuat kita cepat bosan, cenderung emosi dan berujung pada penyakit. Terlalu banyak menggunakan otak kanan justru sukses. Tidak percaya? mari sama-sama buktikan!
Menegakkan benang basah tidak selalu sia-sia, jika itu adalah upaya kita untuk belajar. Jika kita menggunakan otak kanan kita, kita akan semakin kreatif  dan cerdas dalam menegakkan benang basah. Misalnya mengubah cara pandang kita dengan mengeringkan benang tersebut, atau memegang kedua ujung benang secara vertical, atau justru mengubah benang tersebut menjadi baju. Sepintas terlihat konyol, namun justru hasilnya mahal bukan? Cobalah untuk tidak memanjakan otak kanan kita, maka sesungguhnya kita telah melepaskan diri dari kejenuhan. Inspirasi dan inovasi anda adalah aset berharga.


<< ttd ak >>

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik Domestik dan Pembentukan Strategi Kontraterorisme

Tehnik Pengambilan Sample dalam Penelitian

Grand Strategy Making Process