Kita sudah terlalu lama,
Dibuai, Dimanja dan Dipermainkan
Mereka yang mengajak beranjak
Meski tiada menghasil jarak

 Mereka yang mengaku negarawan
Yang sebenarnya mengejar kekuasaan
Mereka yang berjuluk pahlawan
Yang hanya mengekor demi kedudukan

Namun inilah sejatinya diri kita
Kritikus sebangsa politikus
Provokator setinggi komentator
Pintar memberikan penilaian
Enggan menerima masukan

Kita yang terlalu sering bercemooh
Kita yang terlalu sibuk untuk bercermin
Kita yang teramat rutin menghakimi
Kita yang teramat berat bersolusi

Hanya inikah agenda kita ?
Berlama menghabiskan waktu dunia

Untuk apa pintar? Jika hanya sangat jago komentar
Untuk apa beragama? Jika akhirnya berkompromi dengan dosa
Untuk apa rajin? Jika sesungguhnya hati masih miskin
Untuk apa tekun? Jika terlibat masalah maka pura-pura pikun
Untuk apa rendah hati? Jika hanya haus puji
Untuk apa bekerja? Jika hanya bercermin harta dan tahta
Untuk apa berkeringat? Jika hanya mengumbar maksiat
Untuk apa idealis? Jika sebenarnya bermimpi opportunis
Dan banyak pertanyaan serupa dengan jawaban senada

Bahkan kami iri dengan kemunafikan
Begitu banyak kami minta berbaju demikian
Padahal kami orang Timur menjunjung kesantunan
Bahkan kami minder urusan kebaikan
Begitu mudah berpindah jalan atas godaan
Bahkan kami hanya berdiam
Begitu banyak kami hanya memendam

Solusi seperti hanya mimpi
Mematung satu-satunya logika pasti
Haram memperbaiki diri
Dicap anti pemerintahan
Yang sebenarnya ke”stagnan”an
Resiko sebuah kenyamanan

Sudah kita akan berubah ?
Mau kami untuk berbenah ?
Bukan demi orang lain, untuk diri sendiri
Bukan menunggu media lain, dari pribadi sendiri

Mengubah pribadi sejati ...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Politik Domestik dan Pembentukan Strategi Kontraterorisme

Tehnik Pengambilan Sample dalam Penelitian

Grand Strategy Making Process