Menebus Kesalahan
Saya salah, dan salah saya sendiri.
Terkadang rencana terlalu indah untuk diharapkan dengan realisasinya.
Saya sudah menyusun rencana, se-rapi mungkin, se-matang mungkin. Saya yang sadar dengan "kekurangan" saya yaitu terlalu well planned dan overthinking, pada akhirnya terjebak oleh rencana saya sendiri.
Minggu lalu saya menulis rencana ini dalam pikiran saya, saya harus segera belajar konsisten "lagi" untuk menumbuhkan persistensi saya, salah satu caranya adalah dengan egera menemukan buku yang menarik perhatian saya. sekali lagi salah saya sendiri, saya tidak pergi ke toko buku, dan saya praktis tidak kemana-mana, karena kesibukan saya yang sebenarnya tidak seberapa. Tapi itulah saya, ketika berhadapan dengan apa yang ada di hadapan saya, apapun diluar itu seringkali lepas dari pikiran dan pandangan saya.
segera saya mencoba menebus "kesalahan" itu. dirumah, ada beberapa buku yang saya beli dalam paket terkait dengan pemasaran dan teknologi. lagi-lagi teknologi. belum sempat memang saya membuka apalagi membaca nya. saya pilih satu buku. seketika pusing. saya yang orang "sosial" namun memiliki ketertarikan terhadap kemajuan teknologi, tidak sengaja membuka sampul buku dengan judul Strategi SEO (Search Engine Optimizer) dalam pemasaran. hanya kuat beberapa halaman awal, yang bahkan baru sekedar pengantar saja. saya menyerah.
dengan situasi pribadi dan sekitar saya, seharusnya ini merupakan latihan yang mudah sekali. namun ternayata saya belum sepenuhnya komtmen dengan apa yang saya rencanakan. inila penyakit yang berbahaya di masa seperti ini. menjadi makhluk ultra malas. Mana impian konsistensi dan persistensi saya? saya harus bergegas membuat rencana cadangan yang biasa disebut pengalihan atau penebusan dosa. Jika memang saya masih "manja" dengan buku, maka saya harus segera mencari pelarian untuk mengejar fokus konsistensi saja. Seketika saya teringat akan aplikasi belajar bahasa di telepon genggam saya. Saya habis-habisan belajar konsistensi dengan hal itu. untuk menjaga ketertarikan dan keterikatan saya, saya memilih untuk membangunkan kembali pengetahuan saya tentang Bahasa Jerman, sekaligus membuka kesempatan atas Bahasa Mandarin. saya pelajari keduanya, tahap per tahap, bab per bab. Soal pilihan bahasa kedua yang saya pelajari, saya menemukan ketertarikan ketika secara tidak sengaja saya sering menonton podcast seseorang yang kemudian saya kagumi pemikiran dan perilakunya, di Youtube.
sampai dengan detik ini, saya masih konsisten untuk setiap hari membuka aplikasi tersebut, belajar setidaknya 15-20 menit dalam satu sesi nya. dan yang membuat saya telih terikat, ada semacam kompetisi terselubung dari aplikai ttersebut. setiap selesai melakukan sesi pelajaran, maka kita akan diberi nilai yang kemudian secara akumulatif disajikan dalam sistem rangking, dan online, sehingga kita bisa secara "sopan" saling mengadu nilai dengan pengguna aplikasi tersebut di seluruh dunia. Kebetulan, sampai dengan Minggu malam waktu Indonesia, kebetulan saya masih bertengger di puncak, selisih seribu poin lebih dengan pesaing terdekat.
inilah cara saya menemukan pelajaran tentang konsistensi dan persistensi saya secara sederhana, sebagai langkah perlahan saya untuk berpindah ke buku. karena menurut kpercayaan saya, buku adalah obat mujarab seribu manfaat untuk mengasah ingata, ketekunan dan merobohkan dinding kemalasan diri saya sendiri. Dan semuanya saya tuangkan disini bukan untuk menjadkan blog ini sebagai diary saya, namun sebagai alat pengingat yang sederhana, yang mudah untuk ditemukan dan dibuka kembali. Semoga terus berlanjut ke depan...
Komentar
Posting Komentar