Membangun Sistem Evaluasi yang Optimal
Saat ini semakin banyak lembaga sektor publik yang
berupaya memperbaiki kinerja mereka dengan menciptakan sistem untuk mengukur
dan membantu dalam memahami kinerja masing-masing. Sistem Evaluasi ini
digunakan untuk mengukur kuantitas,
kualitas dan penargetan keluaran
(outputs)—yang disediakan K/L yang bersangkutan serta guna mengukur hasil dan
dampak dari keluaran tersebut. Sistem ini juga merupakan sarana untuk membantu Kemenko
Polhukam memahami sebab-sebab bagi kinerja yang baik dan kinerja yang buruk.
Harapan yang terus meningkat dari masyarakat menjadi
sumber dorongan bagi pemerintah untuk menyediakan pelayanan yang lebih banyak
dengan standar kualitas yang lebih
tinggi. Tekanan-tekanan tersebut juga cukup menjadi alasan yang mendorong K/L
untuk mencari cara beroperasi yang lebih efektif dari segi biaya sehingga
pemerintah dapat berbuat lebih banyak dengan pengeluaran biaya yang lebih
sedikit. Reformasi masih
sangat dinantikan oleh seluruh lapisan masyarakat, yang mencakup segala aspek
dan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat dan bernegara di negeri ini. Munculnya
tuntutan reformasi ini didasari kenyataan akan kondisi sistem pemerintahan yang
sedemikian parahnya karena tidak transparan dalam perumusan dan pelaksanaan
kebijakan serta pertanggungjawaban atas pengelolaan sumber dana dan daya
nasional yang tidak sesuai dengan harapan masyarakat, serta makin maraknya
praktek korupsi, kolusi dan nepotisme sehingga makin terpuruk dan terjebak
dalam berbagai masalah nasional.
Di bidang pendayagunaan
aparatur, masih dijumpai beberapa permasalahan yang dapat mengganggu kinerja
birokrasi, seperti: 1) kelembagaan pemerintah yang belum sepenuhnya didasarkan
pada prinsip-prinsip organisasi yang efisien dan rasional sehingga struktur
organisasi kurang proporsional; 2) sistem manajemen kepegawaian belum mampu
mendorong peningkatan profesionalisme, kompetensi dan remunerasi yang adil
sesuai tanggung jawab dan beban kerja; 3) sistem dan prosedur kerja tang belum
efisien, efektif dan berperilaku hemat; 4) praktik KKN yang belum sepenuhnya
teratasi; 5)pelayanan public belum sesuai dengan harapan masyarakat, dan; 6)
terabaikannya nilai-nilai etika dan budaya kerja dalam birokrasi sehinga
melemahkan disiplin kerja, etos kerja dan produktivitas kerja.
Biro Perencanaan dan
Organisasi merupakan unit organisasi yang memiliki fungsi
merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan penataan kelembagaan dan
ketatalaksanaan SDM guna menjamin
pencapaian kinerja organisasi secara keseluruhan. Kebijakan ini ditujukan untuk
peningkatan profesionalisme, netralitas dan akuntabilitas aparatur. Kebijakan
yang ditetapkan dalam bidang akuntabilitas adalah sebagai berikut:
1) Mendorong terselenggaranya sistem AKIP
melalui upaya peningkatan dasar hukum SAKIP dan sosialisasi kepada setiap
jajaran instansi pemerintah serta para pengguna laporan akuntabilitas;
2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem
AKIP melelaui evaluasi yang terarah dan konsisten serta memadukan sistem AKIP
dengan sistem perencanaan dan penganggaran;
Pelaksanaan evaluasi atas
kegiatan atau program suatu instansi/unit kerja merupakan tugas para pejabat
public yang diberi wewenang untuk melaksanakan evaluasi. Evaluasi sama
pentingnya dengan fungsi manajemen lainnya, yaitu perencanaan, pengorganisasian
atau pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian. Terkadang fungsi monitoring dan
evaluasi sulit untuk dipisahkan. Pembangunan sistem dalam organisasi bertujuan
untuk menegakkan prinsip-prinsip pengorganisasian yang baik dalam rangka
mencapai tujuan. Pembagian tugas, fungsi serta peran yang sangat penting guna
memberikan unpan balik kepada pimpinan setiap instansi/unit kerja untuk
perbaikan secara terus menerus. Pedoman ini disusun dengan maksud memberikan
petunjuk umum dalam rangka evaluasi kinerja sektor publik.
II
MATERI
PENGERTIAN EVALUASI DAN
SISTEM EVALUASI
Evaluasi adalah proses penilaian.[1] Dalam organisasi,
Evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[2] Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan digunakan
sebagai analisis situasi program berikutnya.
Evaluasi
merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria
dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Dari Evaluasi
kemudian akan tersedia informasi mengenai sejauh mana suatu kegiatan tertentu
telah dicapai sehingga bisa diketahui bila terdapat selisih antara standar yang
telah ditetapkan dengan hasil yang bisa dicapai.
Beberapa
pengertian Evaluasi dari para ahli lain dapat dirangkum sebagai berikut:
1)
MEHRENS & LELMAN, 1978
Evaluasi adalah suatu proses dalam
merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan
untuk membuat alternatif - alternatif keputusan
2)
GRONLUND, 1975
Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis untuk menentukan tujuan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan - tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
3) WRIGHTSTONE
dkk, 1956
Evaluasi ialah penaksiran terhadap
pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan - tujuan atau nilai yang telah
ditetapkan
4) I
KETUT GEDE YUDANTARA
Evaluasi merupakan kelanjutan dari
suatu rencana kerja yang peranannya sangat dibutuhkan karena Evaluasi merupakan
latihan yang memperkaya logika dan analisa
5) SUDIJONO,
1996
Evaluasi pada dasarnya merupakan
penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data
kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran
6) ENDANG
SRI ASTUTI & RESMININGSIH
Evaluasi merupakan pemikiran kritis
terhadap keberhasilan dan kekurangan dalam sebuah program pengembangan diri
yang telah dilakukan seseorang
7) DONNA
L. WONG
Evaluasi
adalah langkah terakhir dalam proses pembuatan keputusan
[1] Curtis, Dan B;
Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L. Komunikasi
Bisnis dan Profesional. Remaja
Rosdakarya, Bandung. 1996. Hal 414
1TUJUAN EVALUASI
a. Mendorong
peningkatan kinerja dan perbaikan yang berkesinambungan
b. Mendorong
terciptanya pengelolaan kegiatan yang berorientasi hasil
c. Fokus
pada bidang-bidang pembangunan yang strategis
d. Mendasari implementasi Anggaran Berbasis Kinerja
MANAJEMEN KINERJA
Ketika
akan mendefinisikan “Manajemen Kinerja” maka tidak terlepas dari pengertian
manajemen dan kinerja. Kinerja itu sendiri adalah tingkat pencapaian hasil atas
pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja
organisasi adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
organisasi. Sedangkan manajemen adalah proses mengkombinasikan dan
mendayagunakan semua sumber-sumber produktif untuk emncapai tujuan organisasi.
Dari kedua istilah tersebut, Simanjuntak (2005) mendefinisikan Manajemen
Kinerja sebagai keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja
organisasi, termasuk kinerja masing-masing individu dan kelompok kerja di
organisasi tersebut. Dengan demikian pencapaian sasaran atau kinerja perusahaan
adalah agregasi atau penjumlahan kinerja seluruh unit dibawahnya.
Tujuan
umum manajemen kinerja adalah untuk menciptakan budaya dimana para individu dan
kelompok memikul tanggung jawab bagi usaha peningkatan yang berkesinambungan
dari proses kerja dan kontribusi serta kemampuan mereka sendiri.
Sklus
manajemen kinerja terdiri dari perencanaan, pembinaan dan evaluasi kinerja.
Manajemen kinerja adalah suatu system. Proses ini meliputi kegiatan membangun
harapan yang jelas serta pemahaman mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.
Berbagai macam kerangka system manajemen kinerja telah dikenalkan oleh para
ahli secara luas pada dekade terakhir, seperti:
a. SMART
(Cross& Lynch, 1989)
b. Performance
Measurement Questionaire (Dixon, dkk, 1990)
c. Performance
for Wolrd Class Manufacturing (Maskell, 1991)
d. Quantum
Performance Measurement Model (Hronec, 1993)
e. The
Balanced Scorecard (Kaplan& Norton, 1992)
f. Prism
(Neely&Adams, 1999)
g. Malcolm
Baldrige National Quality Award (Department of Commerce, 1987)
h. ISO
Series
Kelebihan system manajemen kinerja adalah dapat
menjadi penghubung yang amat kuat, memastikan bahwa proses tersebut dihubungkan
bersama secara tepat sebagai bagian
fundamental dari pendekatan manajemen SDM yang seharusnya dilaksanakan oleh
tiap-tiap manajer di dalam organisasi yang bersangkutan
Komentar
Posting Komentar