Tulisan ini merupakan sebuah review terhadap artikel yang berjudul “A
New Idea Capable of Uniting the Thoughts of People All Over the Earth”. Penulis
artikel tersebut memfokuskan analisanya pada pengaruh media global yang
terutama dimotori oleh Amerika Serikat dalam rangka membentuk global image
dari Amerika itu sendiri. Melalui penayangan program-program yang menarik,
Amerika Serikat menargetkan potensi dari worldwide viewers yang
melintasi batas-batas kedaulatan negara (national authority). Bahkan
Presiden Kennedy pada tahun 1961 menyatakan bahwa pembentukan global image Amerika
melalui media global akan sangat menentukan bagi pencapaian kepentingan
nasional dan reputasi Amerika dalam sistem internasional dan akan berakhir pada
peningkatan perekonomian negara. Selain terkait pada masalah perekonomian,
dalam lingkup yang lebih luas, media global yang ditawarkan oleh satelit Amerika
juga berpengaruh terhadap dunia dimana media global dipandang perlu dalam
pembatasan senjata nuklir dan penyebaran ilmu pengetahuan secara
ekstrateritorial.
Yang sangat menarik dalam artikel ini adalah pemaparan penulis yang
menyatakan bahwa hingga saat ini hanya jaringan telekomunikasi AS yang mampu
mencapai level kompleksitas dalam distribusi sinyal di seluruh dunia. Salah
satu perusahaan terbesar tersebut adalah AT&T yang saat ini dalam
pengembangan diri untuk memonopoli satelit komunikasi dunia dan menjadi rute
telekomunikasi terpadat di dunia. Berbagai perusahaan sejenis juga memiliki
terobosan yang hampir sama yaitu dengan metode
direct to home satellite
television dimana AS bisa dengan mudah masuk ke suatu negara melewati
kewenangan negara terkait dan bisa secara langsung berhubungan dengan
masyarakat negara tersebut. Melalui sistem satelit tunggal seperti ini tentu
akan menjadikan AS sebagai penguasa penuh akses global.
Namun, pada dasarnya, pengembangan satelit komunikasi
global ini juga menjadi sesuatu yang dilematis bagi AS sendiri karena jika AS
hanya terfokus pada pembentukan global image-nya, maka ini akan menjadi
‘senjata yang akan menghancurkan AS sendiri’ mengingat image AS sendiri
saat ini sudah sangat buruk di mata global terutama untuk negara-negara Islam
ataupun negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam, seperti misalnya terkait
dengan masalah terorisme yang saat ini dapat dianggap sebagai ancaman utama bagi
AS. Untuk itulah, mungkin akan lebih tepat jika kajian mengenai pengembangan
media dan jaringan satelit global AS ini diarahkan pada stategi kontra anti-AS
daripada sekedar hanya terfokus pada pembentukan image untuk tampil
sebagai negara adikuasa. Semua ini pada akhirnya juga akan berujung pada proses
untuk memperbaiki image AS melalui diplomasi media. Hal ini sangat
penting dilakukan mengingat sejak peristiwa 9/11 tahun 2001 AS harus banyak
berbenah diri dengan semakin meningkatnya gerakan-gerakan anti-AS di seluruh
dunia yang tentunya juga akan mengancam berbagai kepentingan nasional AS
terutama di bidang ekonomi, militer dan keamanan. Meskipun banyak terkendala
akibat kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) dan waktu operasional, namun
usaha-usaha ke arah strategi kontra anti-AS melalui diplomasi media ini telah
dilakukan oleh beberapa stasiun komunikasi AS yang ditempatkan di beberapa
negara Timur Tengah seperti Radio Sawa (didirikan pada tahun 2002) dan Alhurra
TV (didirikan pada tahun 2004). Kedua stasiun komunikasi ini dioperasikan oleh
MBN (Middleeast Broadcasting Networks) dengan tujuan utama
mengimplementasikan program diplomasi publik dan mendukung AS dalam kebijakan
perang melawan terorisme. Sistem
diplomasi media ini juga telah diatur sedemikian rupa secara terpusat oleh BBG
(Broadcasting Board of Governors) AS yang antara lain membawahi Voice
of America (VoA), Radio/TV Marti, Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio
Free Asia, Radio Farda, Radio Sawa dan Alhurra TV Networks
Komentar
Posting Komentar